Yayasan Bhakti Sosial Margo Utomo, sedang memasuki babak baru. Ini seiring terpilihnya Go See Djing sebagai ketua, menggantikan Go See Hwie yang telah habis masa jabatannya. Perkumpulan orang-orang Tionghoa dari marga Go ini pun optimis sang nahkoda baru bisa membawa organisasi semakin maju.
Terpilih pada April lalu, Go See Djing yang memiliki nama Indonesia Hartono Gunawan, akan memimpin Margo Utomo hingga 3 tahun ke depan. Beberapa program pun telah siap dijalankan oleh kepengurusan masa bakti 2016-2019 yang dipimpinnya.
“Program utama saya hanya dua, membangkitkan generasi muda Margo Utomo dan memperluas organisasi ini,” kata Go See Djing saat ditemui di kantor sekretariat Margo Utomo, Jalan Jaksa Agung Suprapto Nomer 39-41, Surabaya.
Go See Djing berharap dalam masa kepemimpinannya, generasi muda Margo Utomo akan lebih aktif menghidupi organisasi. Kerja-kerja organisasi yang menitikberatkan pada pengabdian masyarakat dan kegiatan sosial, sangat membutuhkan tenaga mereka.
Membangkitkan semangat generasi muda juga suatu keharusan karena organisasi ini butuh regenerasi. Hanya di tangan mereka nilai-nilai luhur organisasi yang tercermin dalam pengabdian masyarakat dan kegiatan sosial tersebut bisa terus berjalan.
“Kami sudah tua, umur sudah 60 tahun lebih. Siapa lagi yang akan meneruskan dan menghidupi organisasi ini kalau bukan mereka,” ungkap See Djing.
Sebagai upaya untuk membangkitkan semangat generasi muda, See Djing pun berencana terus mengajak mereka dalam setiap kegiatan organisasi. Langkah kongkrit juga telah dilakukan dengan memasukkan salah satu anak muda dalam struktur kepengurusan.
“Kepengurusan yang baru memang masih didominasi oleh mereka yang berumur 50 tahun ke atas. Tapi kami juga memasukkan Caroline Gondokusumo, anak muda umur 40 tahun sebagai wakil ketua,” jelas Go See Djing sambil menyebut nama pemilik D~NET itu.
Program kedua, meluaskan organisasi, oleh Go See Djing juga dipandang mendesak untuk dilakukan. Langkah kongkritnya adalah segera membentuk perkumpulan Margo Utomo di beberapa kota di Jawa Timur. Karena sampai saat ini, kepengurusan Margo Utomo hanya ada di Surabaya. Padahal orang-orang Tionghoa bermarga Go tersebar di berbagai kota di propinsi ini. Kota-kota yang rencananya akan didorong untuk segera mendirikan Margo Utomo adalah Tuban, Banyuwangi, Probolinggo, Jombang, Kediri, dan Malang. Kepengurusan yang lebih tinggi, yaitu di tingkat propinsi, juga akan dibentuk sebagai organisasi payung untuk kepengurusan di tingkat kota.
“Memperluas organisasi sangat penting karena bermakna memperluas jaringan. Sehingga akan tercipta kerja sama dan tolong-menolong antara warga marga Go kota satu dengan kota lain,” jelas laki-laki kelahiran Malang, 65 tahun lalu itu.
Program-program yang dicanangkan Go See Djing di atas mendapat sambutan positif dari pengurus Margo Utomo yang lain. Bagi mereka, program yang tidak terlalu banyak justru akan membuat kerja-kerja organisasi lebih fokus. Apalagi program yang digariskan kepengurusan baru merupakan hal yang memang dibutuhkan organisasi.
“Saya melihat dua program itu sangat bagus, karena memang seperti itulah yang sekarang harus dilakukan Margo Utomo. Saya juga optimis semua akan terlaksana karena sudah diawali dengan tindakan kongkrit,” ungkap Go See Kim alias Agus Suryono Gunawan yang dalam kepengurusan terdahulu menjabat sebagai sekretaris. (sumber: liberty)