Perkembangan Chang Sen Xue di kota Surabaya sangat baik, hal ini terbukti dengan dibukanya cabang-cabang baru yang melayani para warga Surabaya yang ingin mencoba terapi chang sen xue.
Seperti telah kita ketahui, Yayasan Dharma Rangsi adalah penyelenggara adanya Kelas Dasar & Menengah Terapi Chang Sen Xue di Surabaya, yang pertama kali diadakan pada bulan Juli 2014 dengan jumlah calon terapis 1200 orang.
Dengan diadakan kelas terapi longevitology tersebut, maka telah berhasil meluluskan sebanyak 1100 para terapis sehingga dapat membantu sesamanya yang sedang sakit dan tidak mempunyai banyak biaya pengobatan.
Tepatnya pada jam 12.00 hari Rabu, 13 Agustus 2014 diadakan pembukaan Bhakti Sosial Chang Sen Xue di Yayasan Margo Utomo. Para terapis dan pasien sangat antusias menghadiri acara tersebut. Mulai jam 12.00 para terapis dan pasien sudah berdatangan untuk melakukan pendaftaran para terapis maupun para pasien. Para terapis melakukan terapi mulai pukul 13.00 s/d 14.30 Wib. Setelah baksos selesai, seperti biasanya semua terapis mengadakan rapat untuk selalu belajar dan saling sharing pengalaman satu sama lainnya.
Rapat dipimpin oleh Ketua Buddhist Education Center (BEC), yaitu Bapak Ongko Digdojo dan Bapak Widodo Gunawan ( Wu Shi Wei) selaku Ketua Yayasan Margo Utomo. Dalam sambutan acara ini Bapak Widodo mengucapkan banyak terima kasih kepada BEC yang memberikan ijin untuk mengadakan baksos di Yayasan Margo Utomo dan juga kepada para relawan terapis yang sedia meluangkan waktunya guna memberikan kasihnya kepada sesamanya.
Sambutan berikutnya oleh Bapak Guntur Supeno (Wu Shi Ping) yang menjabat selaku Penanggung Jawab Bhaksos Chang Sen Xue di Yayasan Margo Utomo. Beliau menyampaikan bahwa Bhakti sosial ini dihadiri oleh 21 terapis dan 27 pasien dari berbagai usia, tua-muda bahkan ada satu pasien anak-anak yang menderita autis diterapi di sana. Beliau yakin bahwa dikemudian hari, pasien yang akan hadir semakin banyak sehingga perlu adanya pembenahan lokasi yang lebih luas dan juga pengaturan jadwal terapi yang tepat.
Di sela-sela rapat, para terapis saling berbagi pengalamannya dalam menerapi sesamanya. Berbagai macam pengalaman yang berhasil membantu meringankan para pasien, mulai dari penyakit yang ringan hingga stroke yang sudah mulai normal syarafnya.
Sambutan penutup disampaikan oleh Bapak Ongko Digdojo yang memberikan nasehat kepada para terapis untuk selalu mempraktekkan kemampuan menerapinya, sehingga kita menjadi percaya diri bahwa kita mampu menolong dan membantu sesama kita.
Beliau memberikan pengertian:
Bahwa para terapis yang menerapi pasien menerapi dengan tangan penuh kasih untuk membantu orang lain yang menderita sakit, penyakit dan penderitaan dengan cara Penyelarasan Energi Longevitology.
Bahwa Penyelarasan Energi tidak menyembuhkan atau mengobati penyakit dan bukan merupakan pengganti untuk perawatan medis yang teratur. Tetapi membantu mengembalikan keseimbangan energi, sehingga mereka dapat meningkatkan kemampuan tubuh untuk menyembuhkan dirinya sendiri.
Bhakti sosial terapy longevitology berikutnya dilaksanakan pada hari Sabtu, 16 Agustus 2014 dimulai pada jam 13.00 sampai dengan 15.30 dengan dihadiri oleh 26 terapis dan 33 pasien.
Berbeda dengan baksos yang sebelumnya bertempat di lantai dasar Yayasan, untuk selanjutnya baksos akan dilaksanakan di lantai II Yayasan Margo Utomo. Hal ini bertujuan agar para terapis dan pasien dapat meningkatkan kemampuan meditasi yang sungguh-sungguh dalam ruangan yang lebih tenang sehingga aliran energy yang ditransfer hasilnya lebih maksimal.
Seperti biasanya setelah baksos selesai, maka dilanjutkan dengan rapat para terapis. Pada rapat kali ini, Ibu Ongko Digdojo menghimbau kepada semua terapis agar membantu menciptakan suasana yang hening dan tenang, mematikan/mensilent Hp yang dibawa, dan mengusahakan jika berbicara dengan pelan. Karena faktor ketenangan dan konsentrasi dapat memaksimalkan hasil yang ingin dicapai.
Sambutan berikutnya oleh Bapak Ongko Digdojo, beliau mengingatkan kembali bahwa terapi longevitology bukanlah semata-mata mengobati penyakit, akan tetapi membantu mengembalikan keseimbangan energi, sehingga mereka dapat meningkatkan kemampuan tubuh untuk menyembuhkan diri mereka sendiri.
Beliau juga berbagi kembali tentang pengalaman-pengalamannya yang sudah sangat banyak dan beragam. Beliau tidak hanya menerapi kepada sesamanya, namun beliau juga sering bereksperimen dengan menerapi benda-benda mati di sekitarnya. Bapak Ongko menerapi jamnya telah mati, dan berhasil jamnya hidup lagi. Ibu Ongko juga pernah menerapi kompornya yang sudah rusak, dan berhasil juga, kompor beliau sudah dapat dipakai seperti biasanya.
Pengalaman unik lainnya dilakukan oleh terapis bernama Ibu Bo Pik Ha, beliau menerapi kalkulator beliau yang mati, dan berhasil pula kalkulator tersebut kini bisa dipakai lagi.
Pada rapat ini para terapis berbagi informasi pula tentang teman-temannya yang membutuhkan terapi. Para terapis yang mempunyai waktu luang dapat mendaftarkan dirinya dan bersedia berkunjung ke pasien langsung.
Terapis ke rumah pasien dapat memberikan solusi bagi para pasien yang tidak memungkinkan untuk datang ke Yayasan Margo Utomo. Namun, hal ini perlu dibuatkan suatu prosuder dan aturan yang mesti dipenuhi agar menghindari adanya kesalah pahaman tentang terapi longevitology dikemudian hari.
Adanya rapat rutin ini sangat bermanfaat sekali bagi para terapis untuk selalu berbagi pengalaman, dan mengevaluasi kemampuan dirinya sendiri dalam menerapi orang lain serta mengevaluasi apa saja yang perlu dilakukan pembenahan dan perbaikan untuk meningkatkan pelayanan bakti sosial ini.
Dengan saling berbagi pengalaman terapi dapat memotivasi bagi para terapis lainnya untuk meningkatkan latihan terapinya sehingga semakin banyak pihak yang terbantu berkat kedua tangannya yang penuh kasih terhadap sesamanya.